Sebuah blog coba-coba untuk menuangkan segala perasaan :)

Senin, 25 Juni 2012

Mimpi indah denganmu, pangeran dalam impianku :')

Sempat dulu aku berkata tak akan lagi membuat sebuah tulisan untukmu, aku berkata itu tulisanku yang pertama dan terakhir untukmu. Namun, tak bisa aku pungkiri hatiku tak dapat menjadikan itu yang terakhir. Tanpa kau ketahui atau sebenarnya kau tahu namun kau tak peduli, setiap satuan waktu dihatiku, aku selalu bersahabat dengan sebuah kata “GALAU”. Menyenangkan bukan? :’) GALAU mewarnai hari-hariku dengan air mata, resah, gelisah, cemburu, bahkan harus membuat aku menjadi seorang yang MUNAFIK! Berpura-pura aku tak apa, berpura-pura aku baik-baik saja, melupakanmu mudah. Padahal? Hampir  1 tahun ini aku berusaha namun GAGAL!
Aku tak tahu apa yang membuat hatiku ini cukup sulit untuk melepaskanmu, melupakan semuanya, dan menghilangkan segala rasa. Kau boleh menyebutku sebagai gadis yang bodoh, atau gadis yang tak tahu malu. Seperti mengemis cintamu bukan? :’) namun salahkah aku jika aku seperti itu? Aku hanya seorang manusia, manusia yang tak pernah dekat dengan kata sempurna. Bukankah aku wajar untuk bermimpi? Termasuk menjadikanmu mimpi untukku, walaupun hanya sekedar mimpi. Yang disaat aku terjaga, aku takkan menemukanmu. Namun dalam dunia khayalku, dalam dunia mimpiku, aku dapat menemukanmu  menggenggam tanganku dengan hiasan senyum diwajahmu. Oh indahnya :)
Aku tak percaya aku bisa seperti ini, hidup dalam sebuah mimpi besar. Mimpi yang indah namun anehnya terasa sangat menyakitkan.
Dalam mimpiku, aku dan kamu berada di sebuah taman yang indah. Berdua. Aku dan kamu. Sepertinya aku tak memasukan dia dalam mimpiku. Maaf, namun aku hanya ingin bermimpi indah denganmu.
Dalam kenyataannya? Bukan aku dan kamu yang berada dalam taman indah. Tapi kamu dengannya, dan aku hanya bisa melihat itu dari kejauhan dari sudut yang tidak terlihat olehmu.
Aku sakit, jujur ku akui itu. Aku cemburu! Namun aku bukan siapa-siapamu, aku tak berhak sangat tak berhak untuk cemburu! Dia memang baik, sangat baik untukmu, jauh jika dibandingkan denganku. wajar kau terlihat sangat bahagia dengannya.
Namun, ku mohon izinkan aku untuk terus bermimpi tentangmu. Perlukah aku meminta izin pada kekasihmu? Agar aku bisa terus menghiasi mimpi indahku bersamamu. Ya, hanya sebatas mimpi. Dalam dunia mimpiku, aku bisa mewujudkan apapun. Termasuk kamu, yang dalam kenyataannya, itu tak akan pernah terjadi.
Aku berharap mendungku akan segera berganti, namun akan selalu ku bawa mimpi indahku ini. Mimpi indah bersamamu, pangeran dalam mimpiku :) -FG-

Kamis, 21 Juni 2012

Huh -_________-

Be my self!
Prinsip hidup aku ya seperti itu. Sekalipun tak jarang ku dengar sindiran-sindiran pedas dari tiap insan yang mengenalku. Tak jarang pula aku mengangis karna hal itu. Cukup lucu, aku meneguhkan prinsip hidupku seperti itu namun aku masih tak punya tameng untuk melindungi diriku dari sindiran-sindiran hebat yang menyerangku. Tapi itulah manusia, berbeda. Dari berjuta-juta manusia yang Tuhan ciptakan, berjuta-juta pula kepribadian yang tercipta. Termasuk, aku dan dia! Awalnya aku hanya mendapatkan sebuah pernyataan yg mungkin ku kira lelucon. Lelucon pahit! Sangat ku benci! Kau mulai membanding-bandingkan aku dengannya. Sesosok wanita yang umurnya lebih muda darimu 1 tahun, wanita yang pernah menguasai hatimu dulu. Ku benci itu! Secara tak langsung kau mulai membandingkan aku dengannya! “Nyaman” kata itu yang kau jadikan alat pembandingku dengannya! Lalu? Apa masalahmu? Masalahmu terletak pada aku yang tak bisa membuatmu nyaman dengan kehadiranku? Benarkah? Oke, aku cukup tertawa saat itu. Karna ku anggap emoticon yang kau berikan bersama sms itu menandakan kau sedang bergurau. Dan aku terima.
Selang 1 hari, 2 hari, atau mungkin berminggu-minggu aku lupa tepatnya. Kau, mengulang kata yang sama saat kita sedang bertengkar. Melalui satu pesan singkat yang kau kirimkan, kau mengakui bahwa dia lah wanita pertama yang bisa membuatmu nyaman dengannya. Membuatmu merasa betah untuk selalu disampingnya. Dan aku? Kembali kau sudutkan dengan pernyataanmu itu.
Lalu, jika begitu, untuk apa dulu kau berpaling darinya dan memilihku? Aku yang dulu tak tahu kau sudah dengannya, dengan segala fakta yang kau sembunyikan. Dengan status relationship yang kau sembunyikan menjadi single, aku tak tahu apapun saat itu. Yang aku tahu, dia adalah mantanmu. Dan ternyata, masih menjadi kekasihmu saat itu.
Oh Tuhan, kau tau betapa sakitnya rasaku saat itu mengetahui kebenarannya? Yang itu pun harus aku cari tahu sendiri tanpa melalui ucapan dari bibirmu. Sudahlah, ku anggap berlalu.
Kini aku mulai mengenalnya, mengenal dia yang kau bandingkan denganku. Wanita yang baik ku akui, tak heran jika kau lebih nyaman bersamanya. Dengan rasa bersalahku aku mulai mengenalnya, mengobrol dengannya sekalipun hanya sekedar sapaan lewat account twitterku. Aku merasa bersalah padanya, dulu aku pernah menjadi ‘pengganggu’ dalam hubungan dia denganmu. Hingga kini, aku masih merasa bersalah.
Jujur, aku menyayangimu seperti kata sayang yang sering juga kau ucapkan padaku. Namun kini aku menyadari keterbatasanku. Aku, tidaklah bisa menjadi dia. Menjadi dia yang selalu bisa membuatmu nyaman. Inilah keterbatasanku, aku menyayangimu dengan sebuah keterbatasan yang sangat ku benci. Yang membuat kau dapat membandingkanku dengan wanita masa lalumu. Tapi kenyataan tak dapat aku hindari, itulah kenyataan sebenarnya. Dan aku kini memutuskan untuk menjalani status sebagai teman denganmu. Cukup teman J karna aku sangat menyadari keterbatasanku.
Bolehku mengucap pintaku saat ini? Aku ingin kau dengannya kembali bersama. Tentu saja nanti saat dia sudah pisah dengan pasangannya yang ku ketahui dia tlah memilikinya kini.
Aku sangat berharap dia masih menyimpan perasaan yang lalu denganmu, agar kalian dapat seperti dulu lagi. Aku berjanji tak akan lagi mengganggu hubungan kalian.
Maafkan aku, aku sangat meminta maaf padamu, dan juga wanita masa lalumu. Aku harap dia bisa memaafkanku J